Komisi V Soroti Proyek Revitalisasi dan 'Beautifikasi' Bandara I Gusti Ngurah Rai
Anggota Komisi V DPR RI Eddy Santana saat mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI dengan jajaran PT Angkasa Pura I di Novotel I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (21/02/2022). Foto: Rizky/Prima
Anggota Komisi V DPR RI Eddy Santana menyoroti upaya revitalisasi dan beautifikasi Terminal Penumpang Umum Bandara I Gusti Ngurah Rai yang akan dilakukan PT Angkasa Pura I dalam rangka persiapan infrastruktur untuk menyambut tamu internasional yang akan hadir pada puncak Presidensi G20 pada November mendatang.
PT Angkasa Pura I sebagai pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, sebelumnya menjelaskan melalui paparannya mengenai revitalisasi dan beautifikasi dengan mengusung konsep Balinese Architecture. Namun, Eddy menilai rencana yang dijelaskan pihak PT Angkasa Pura kurang menonjolkan nilai arsitektur budaya Bali.
"Kalau dari yang kita lihat dari paparan yang diberikan, saya kira tidak keluar Balinese Architecture yang saya nilai harus dikedepankan" ujar Eddy Santana saat mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI dengan jajaran PT Angkasa Pura I di Novotel I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (21/02/2022).
Terkait kesiapan infrastruktur dalam rangka menyambut tamu di puncak acara Presidensi G20, politisi Partai Gerindra itu berpendapat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sudah sangat siap, namun sentuhan Bali tetap perlu ditonjolkan. "Secara keseluruhan Bandara itu (Bandara I Gusti NguraI Rai) sudah memenuhi syarat dan bagus, namun kita tetap membutuhkan sentuhan Bali sesuai dengan tujuan proyek ini," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi V DPR RI Hamka B Kady menyoroti anggaran dalam proyek yang digagas oleh Angkasa Pura I tersebut, dimana Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu telah mengajukan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada pemerintah sebesar Rp195 miliar, untuk pendanaannya.
Politisi Partai Golkar yang juga merupakan Anggota Badan Anggaran DPR RI itu mengkhawatirkan Angkasa Pura I tidak mampu menyelesaikan proyek tersebut mengingat pengajuan anggaran tersebut hingga kini belum mendapatkan persetujuan dari pemerintah. "Ada beutifikasi, artinya apa mempercantik ini (Bandara I Gusti Ngurah Rai) dengan nuansa bali. Sayangnya anggarannya masih menunggu Menteri Keuangan,” ujarnya.
Selain itu, batas waktu pengerjaan proyek yang sangat singkat juga menjadi perhatian Hamka. Namun, ia mengaku tidak ada masalah terkait besaran dana yang diajukan Angkasa Pura I mengingat tujuannya demi kepentingan bangsa dan negara. "Hanya terburu dengan waktu dan pengerjaan yang begitu besar, tetapi saya kira tidak ada masalah demi bangsa dan negara, hanya di situ saya stressing-nya,” tutup Hamka. (rr/sf)